Wednesday, November 19, 2008

is The JoyFul FULL ? (part1)

"is the joyful full ?"

Pertanyaan di atas mungkin terlihat aneh dan 'gajebo'. Sebelum berpikir lebih jauh, saya ajak anda untuk melihat pengertian 'joyful' itu sendiri.


Pengertian Joyful
Joyful dalam bahasa Indonesia dikenal dengan kata "sukacita". Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencatat suatu definisi 'sukacita' itu sendiri :
su·ka·ci·ta a suka hati; girang hati; kegirangan: ber·su·ka·ci·ta v bersuka hati; bergirang hati. Cukup memberikan gambaran sedikit tentang sukacita itu sendiri. Dari versi OXFORD, joyful mengandung arti (adjective) feeling or causing joy. — DERIVATIVES joyfully (adverb) joyfulness (noun).


Joyful and Joyful
Kalo dilihat dari penjelasan kedua kamus 'sakti' di atas, harusnya kurang lebih joyful atau sukacita itu mengandung makna sesuatu hal yang dapat menyebabkan kita merasa gembira / girang. Nah sekarang pertanyaannya : "emang ada sesuatu yg menyebabkan kita merasa gembira/girang gitu ? ". Jawabnya : "Ya ada lah, masa ada dong !" Setiap kita pasti pernah lah mengalami yg namanya rasa gembira atau girang gitu, kalo ada yg ga pernah sih kasian amat dah itu orang hehe ... (^^V)

Ini Senang, itu riang
"Yoi dong, gw mah tiap ari senang mulu", "gw mah punya ini, punya itu", "gw sih walo ga ada apa-apa, tapi tetap belajar untuk gembira", bla-bla ... Tentunya banyak pendapat dari kita, kalo ditanya "Apakah u pernah gembira ?". Belum lagi kalo ditanya "Apa itu gembira ?" Waduh penjelasannya bisa panjang lebar sampe pendek sempit hoho.. Ada berbagai macam definisi gembira / sukacita berdasarkan kamus 'sendiri'. Coba kita list dulu beberapa hal yg bikin gembira/sukacita :
- Lulus (mau lulus ujian UTS,UAS,TOEFL,Sertifikasi,UN, bla bla)
- Segala sesuatu yg lucu (film kek, lagu kek, drama kek, gambar kek, muka loe, muka gw ???)
- Cinta Kasih ( Segala macam bentuk mulai dari dapat kasih sayang ortu, teman, pacar, istri, sahabat, bos, dll)
- (tambahkan sendiri sesuai yg u mau )

Temporary Joyful
Sudah pernah dapet hal-hal di atas ? "yoi dong". Ada 1 pertanyaan yg tiba-tiba timbul : "Gimana rasa sukacitanya ketika mendapatkan hal-hal di atas ?" "Luar biasa !!", "Mantaph...", dan beberapa komentar perasaan bahagia muncul dari mulut orang-orang itu pastinya. Itu baik. Namun sayangnya entah mengapa perasaan gembira ato sukacita yg diperoleh itu bs dengan cepat memudar, bisa dalam hitungan hari, bahkan bulan. Beberapa orang sadar akan hal ini, namun kebanyakan tidak menyadarinya. Ada banyak orang yg berusaha mengejar-ngejar kebahagiaan dengan segala daya & upaya. Entah bagaimana caranya, apakah putih ato hitam, yang penting 'aku' bahagia.

Something Wrong then ...
Ada sesuatu yg salah disini. Hei, kenapa begini ? Kembalikan sukacitaku !!! Apa yg dirasakan dan dilihat sebagai sukacita dan kegembiraan ternyata adalah sesuatu yg 'temporer'. Ada beberapa orang yg berpikir : "Money can buy joyfulness for me". Ada duit, ada kesenangan. Sehingga orang-orang begitu bernafsu mengumpulin uang, kerja pagi-siang-malam tanpa memperhatikan lagi bahwa ia adalah seorang manusia yg butuh relasi, baik dgn keluarga, teman, masyarakat dan bahkan dgn Penciptanya. Fokusnya adalah "how to get money so that I can be joyful". Joyful menjadi sesuatu yg bisa 'dibeli' pikirnya. "Saya bisa mendapatkan sendiri kebahagiaan dan sukacita itu". Akhirnya kerja-kerja, usaha-usaha cari duit sebanyak2nya supaya cepat kaya cepat bahagia. Padahal banyak yg ga tau kalo mereka uda menanam 'investasi' di dalamnya.

'Investasi' ? Bagus dong... Weits tunggu dulu, 'investasi' disini lebih ke arah faktor-faktor minus, maka saya kasi tanda ' ' hoho.. "Minus ? Kok bisa ?" -- Iya, dengan hidup yg berfokus mencari kebahagiaan melalui gali duit hingga "gila", maka secara ga langsung, kita uda turut andil dalam menanam 'bom-waktu' yg tinggal tunggu waktunya untuk meledak. Fokus yg tergila-gila untuk meraih kebahagiaan tsb, membuat kita jd mengorbankan waktu-waktu luang kita untuk beristirahat sehingga nanti kita mudah terserang penyakit, waktu-waktu sosial kita bersama teman,sahabat,pacar,keluarga sehingga relasi kita mirip relasi 'zombie' -- ga ada kenikmatan di dalamnya. Trus, kalo uda kaya, alhasil kita jadi berfoya-foya, makan makanan enak sebanyak-banyaknya, sepuas-puasnya, sesering mungkin dan kesehatan pun terganggu. Kanker,tumor menunggu di 'depan' kita. Apa yg uda kita cape2 cari, akhirnya dihabiskan cuma untuk merawat hidup kita, bahkan habis untuk 'mempertahankan' hidup aja ckckck kasian amet... Kalo kita mau jujur ama diri sendiri, pastinya ada begitu banyak hal yg kita korbanin demi meraih kebahagiaan itu. Uang yg kita pikir sumber kebahagiaan ternyata menjadi 'bumerang' buat diri kita sendiri ... menyedihkan memang hidup manusia itu ... mencoba meraih kebahagiaan sejati eeh.. ternyata yg dia raih malah "sukacita semu" yg efeknya sementara aja kyk doping gitu .. Coba kita cek diri kita masing-masing, ada ga tuh "sukacita semu" itu yg tersimpan dalam hati kita. Ato jgn-jgn tanpa sadar kita uda terperangkap lagi, men-sejati-kan apa yg semu.

Apa ukuran untuk sesuatu "sukacita sejati" ?

Is there any way out then ? ...

Continue on part 2


1 comment:

Ida Ratna said...
This comment has been removed by the author.