Wednesday, November 19, 2008

"Teori" kepuasan

Tulisan tentang "teori" kepuasan ini sebenarnya sudah lama saya posting di blog FS, namun tak ada salahnya jika saya kembali menuangkannya di blog ini. Selamat membaca.

=====================================================================

Sebelumnya saya mau minta maap, kalo artikel yang saya buat ini kepanjangan. Bukan maksud saya untuk membuat artikel panjang-panjang sehingga membuat tagihan internet anda membengkak dan minus mata anda bertambah. Artikel ini saya buat berdasarkan ‘penelitian’ saya tentang teori ‘kepuasan’ itu sendiri. Jadi jika anda ingin membaca artikel ini sangat disarankan untuk di-partisi jadi beberapa bagian, sehingga memudahkan anda dalam memahami artikel ini. Saya sangat menghargai waktu anda untuk mau membaca artikel ini dan meluangkan beberapa menit memberikan saran/kritik/komentar tentang artikel ini. Selamat membaca ^1^

Judul artikel blog kali ini emang aneh.."Teori "Kepuasan" " (sampe pake double kutip lagi..) ehm.. yap biar ga penasaran lagi (biar nanti malem ga susah tidur -> gara2 blog ini), mgkn kalian bs baca bbrp paragraf berikut ini:

Sebenarnya apa sih yg dicari manusia itu ?
Yah, kita sudah cukup sering mendengar hal ini, mulai dari kita berada di bangku kanak-kanak sampai sekarang di bangku kuliah (kenapa pake kata ‘bangku’ yah ? -> sudah tradisi ^^).
Pertanyaan "Sebenarnya apa sih yg dicari manusia itu ?" sering dikaitkan dengan beberapa hal yang sudah tak asing lagi di telinga kita, seperti; kekayaan, harta, tahta, kesehatan, umur panjang, kehormatan, kekuasaan, keadilan, kebahagiaan, kesenangan, … (tambahkan sesuai dgn pengetahuan anda ^^). Well, aku rasa sih, ga ada orang yang memungkiri hal itu. Sapa yang tidak butuh uang? Sapa yang tak butuh kesehatan ? Sapa yang ga butuh kekuasaan ? Sapa yang ga mau dihormati ? Sapa yang ga mau bahagia/senang? TENTU SEMUA MAU ..

Lebih dalam lagi ttg "teori" "kepuasan"
Kalo kita telaah satu persatu, kita melihat hal-hal di atas, kita menemukan 1 INTI yg sama yang mungkin terulang-ulang baik secara implisit maupun eksplisit. INTI itu adalah kepuasan. Mungkin sampai sini ada beberapa teman-teman yg pusing, bingung, merasa aneh atau ga setuju, baiklah mari kita gali lebih dalam ttg teori "kepuasan" itu sendiri.

Sering kita dengar dalam lingkungan masyarakat kita baik di rumah, kos, kampus, gereja ataupun dimana kita berada bahwa "Orang yang memiliki kekayaan dan kekuasaan PASTI AKAN hidup bahagia dan senang selalu". Image atau gambaran pola pikir seperti itu memang sudah terekam sejak kita lahir sampai sekarang, namun coba kita pikir sama-sama, apa benar bahwa "Orang yang memiliki kekayaan dan kekuasaan PASTI AKAN hidup bahagia dan senang selalu" ? TIDAK guys. Adalah suatu pemikiran yg salah dan sempit kalo orang-orang bisa berpikiran seperti itu.

WHY? APA yg SALAH akan HAL ini ?
Well, apakah anda yakin dengan pemikiran anda ini? Well, ini hanya pemikiran semu belaka. Uang dan kekuasaan tak bisa menggantikan ‘kepuasan’. Kenapa demikian? Baiklah, biar saya beri contoh untuk hal ini :
Asumsikan ada seorang yang kaya dan berkuasa, dia mungkin saja dapat membeli seluruh jenis minuman yang terdapat di dunia ini dengan uangnya dan menyuruh/memerintahkan bawahannya untuk membawakan/mengantarkan minuman ini ke hadapannya. Sekarang di hadapannya ada berbagai jenis minuman seperti : jus tomat, jus apel, jus jeruk, jus alpukat, jus² (mksdnya jus-jus yg laen ^^), lalu ada air beras, air tebu, es teh, es teh manis, air putih, kopi, susu, lemon, arak, arak putih, anggur,vodka, dll (tambahkan sesuai pengetahuan anda ^^). Namun ada 1 pertanyaan, "Apakah dia akan meminum habis seluruh jenis minuman tersebut ?"

Tidak akan. WHY? Hanya ada 2 kondisi yg akan terjadi. Dia hanya akan minum minuman kesukaannya saja (BEST-CASE) atau mungkin dia akan mencoba menghabiskan seluruh jenis minuman itu (WORST-CASE). Kita akan membahas bagian WORST-CASE -mencoba menghabiskan seluruh jenis minuman itu- dengan lebih jelas. Untuk membahas kasus ini, ada beberapa pertanyaan yg simple untuk diajukan; "Seberapa kuat perutnya mampu untuk menerima berbagai jenis minuman tersebut ?" ; "Seberapa lama Ia bisa bertahan untuk tetap bersikeras menghabiskan seluruh minuman tersebut ?"; "Seberapa lama ia bisa "membohongi" rasa kepuasannya sendiri, sense of taste, dsb ?"

Setelah kita melihat hal WORST-CASE dan hal BEST-CASE di atas, kita bisa mengambil 1 kesimpulan, yaitu orang tersebut lebih "mengutamakan" kepuasan daripada uang yg dia habiskan untuk membeli & mengantarkan minuman tsb ke hadapannya. Tak perduli berapa banyak jenis minuman yang enak terhidang di hadapannya, ia hanya akan minum "sepuasnya" dia saja…

Aplikasi teori "kepuasan" dalam hidup
Kenapa Anda merasa bangga sebagai seorang mahasiswa ber-IPK 4,00 ? Tentu saja tidak lain karena anda puas dengan hasil perjuangan anda, pengorbanan anda selama kuliah di jurusan yg anda minati. Anda puas dengan setiap strategi yg anda terapkan dlm proses pembelajaran di kampus, anda puas dengan nilai akhir A untuk setiap matakuliah anda. Anda puas dengan seluruh pengetahuan yang anda dapatkan selama anda kuliah.

Mungkin ada dari anda yang bertanya : "Emang ada orang yang tak puas dengan IPK 4,00 ?" WHY NOT ? Ada orang2 tertentu yang tidak gampang puas dengan apa yg telah dicapainya - Mereka2 ini akan selalu mengejar kepuasan-kepuasan yang lebih lagi. Teori "kepuasan" ini dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam kasus yang bertipe ‘kejahatan’, kasus yang bertipe ‘kebaikan’ bahkan kasus yang bertipe ‘abu-abu’ seperti ‘masking’ atau ‘white-lie’ (untuk lebih jelas silakan liat blog teman saya : http://cath25.blogs.friendster.com/my_blog/2006/11/masking_as_a_li.html )

Contoh kasus lain tentang teori "kepuasan". Pernahkah anda mendengar komentar seperti ini "Saya puas setelah saya melampiaskan seluruh amarah saya padanya !" Kalimat ini memang tak asing di telinga kita ,atau mungkin kita pernah berkata/berpikir seperti ini…. Untuk hal ini saya ingin mengajukan 1 pertanyaan khusus pada anda. Silakan anda memikirkan masing-masing 1 hal yang paling baik dan 1 hal yang paling jahat menurut anda yg anda pernah lakukan, kemudian silakan anda jawab pertanyaan berikut "Apakah Anda merasa puas/tidak puas setelah Anda melampiaskan / melakukan hal itu ? " dan "Mengapa Anda merasa puas/ tidak puas setelah Anda melampiaskan / melakukan hal itu ? "

Well, setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, saya yakin ada 1 motivasi/dorongan utama untuk melakukan hal tersebut yaitu "kepuasan" (entah merasa puas atau tidak puas) baik secara implisit (terlihat jelas dalam tindakan anda) maupun secara eksplisit (tidak terlihat jelas dalam tindakan anda).

PEnutup
Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas, yang sangat membutuhkan kepuasan itu sendiri dan akan terus mengejar kepuasan itu sampai dia merasa benar-benar puas. Kepuasan bisa bersifat infinite dan definite. Selama kepuasan itu belum tercapai, maka manusia akan terus-menerus mengejarnya, bahkan ketika manusia tersebut sudah mendapat kepuasan tersebut, ia akan berusaha untuk meraih kepuasan yang lebih tinggi lagi.


No comments: